Water Rescue ” Gladi tangguh PMR Wira SMK Negeri 1 Bulakamba”

Water Rescue

Dalam

 Gladi tangguh PMR Wira SMK Negeri 1 Bulakamba

Dalam perkembanganya PMR ( Palang Merah Remaja ) harus memiliki bekal berupa skill yang mumpuni karena pada fungsinya mereka dituntut menjadi seorang relawan kelak, maka dari itu para siswa yang mengikuti PMR ditanamkan tentang kerelawanan dan pengetahuan- pengetahuan yang lain, contohnya water rescue. Hal ini dimaksudkan untuk kesiap siagaan mereka untuk terjun dimasyarakat secara langsung dan memahami fungsi serta tugas yang harus mereka lakukan minimal untuk diri sendiri dan orang yang ada disekitarnya baik di lingkungan keluarga maupun lingkungan masyarakat. Dalam hal ini penulis akan membahas tentang materi water rescue.

Kegawat daruratan atau kepanikan di dalam air merupakan salah satu faktor penyebab kematian, dala konteks kecelakaan atau bencana alam. Water Rescue merupakan suatu teknik pertolongan/ evakuasi serta tindakan penyelamatan secara efektif, efisien yang dilakukan didalam air guna menolong jiwa manusia dan sesuatu yang berharga yang berada pada keadaan menghawatirkan di dalam air. Dalam hal ini ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan water Rescue antara lain.

A. Kemampuan Seorang Penolong.

  1. Perhitungan/ Pertimbangan, kemampuan penolong untuk memilih dan menentukan kemampuan dan keterampilan yang dimiliki serta metode yang akan diterapkan dalam proses menolong.
  2. Pengetahuan, seorang penolong harus mengetahui pengetahuan tentang bahaya di dalam air
  3. Keahliannya, harus memiliki keahlian dan keterampilan dalam setiap aspek
  4. Kesiapan Fisik , fisik seorang penolong ahrus dalam keadaan baik atau sehat karena didalam air seorang penolong juga dapat terkena bahaya.

B. Perlengkapan dalam Water Rescue

  1. Perahu, jika lokasi pencarian jauh dan dalam
  2. Tali Penyelamat, untuk linning dan scouting
  3. Kantung kedap air, guna penyimpanan barang , obat, makanan dan alat penyelamat agar tidak basah
  4. Carabiner, untuk menghubungkan satu alat dengan yang lain
  5. Jaket pelampung, untuk mengapungkan diri serta melindungi bagian tubuh riskan/ rawan
  6. Pluit, untuk memberi isarat dan tanda
  7. Ring buoy/ pelampung lingkaran, guna dilemparkan kepada korban di dalam air

C. Kondisi Hipotermia

Dalam hal ini korban yang ditolong di dalam air akan merasakan rasa dingin dari  badan yang terendam air dalam waktu yang lama hal itu disebut Hipotermia. Ada beberapa kondisi pada Hipotermia, yakni :

  1. Cidera dingin / frostbite
  2. Sengatan dingin, cirinya :
  3. Kebas, semutan, nyeri, dan rasa terbakar saat dihangatkan
  4. Terjadi perubahan warna atau melepuh/ pucat pada kasus parah

Penanganannya: ( direndam pada bak air hangat pada suhu 40- 42ºC, hindari pembekuan kembali, luka ditangani terbuka/ setiap jari- jari dipisahkan dengan kapas atau kain)

  1. Berikan juga Profilaksis tetanus jika ada indikasi tetanus
  2. Menggigil hingga kehilangan kontrol motorik hingga fikiran kabur hingga trouma dan pingsan
  3. Perdiposisi atau cidera kepala serta intoksikasi alkohol akut
  4. Komplikasi organ tubuh

Dampak negatif yang bisa didapatkan oleh korban yang tenggelam atau hampir tenggelam adalah perbedaan suhu yang membuat terkejut dan bisa membuat denyut jantung berhenti,terjadinya eksostosis pada saluran telinga dalam jangka panjang.  Hal lainya yakni hikposia dapat disebut pula resiko dini dan peling besar terjadi karena aspirasi air yang tinggi, dengan maksud tetelanya air kedalam lambung dan menyebabkan kematian.

Jika tenggelam pada air laut maka yang terjadi adalah sifat hipertonik  pada air garam/ air laut  sedangkan konsentrasi dari air laur sangatlah tinggi/ besar sehingga terjadi pergeseran cairan tubuh yang mengganggu pertukaran gas pada tubuh. Dan saat tenggelam di air tawar maka air bersifat hipotonik pada air tawar karena sifat konsentrasinya yang rendah/ kecil sehingga cepat diserap oleh alveoli dam menimbulkan kolaps alveolus atau kita menyebutnya koleps. Akibat jika aspirasi dari air laut dan air tawar adalah gangguan oksigenisasi atau gangguan udara / pernafasan. Selain itu jugaterdapat resiko yakni : mati lemas,bahaya kimia yang terlarut dalam air, infeksi jika terjadi luka, human eror, kecemasan hingga kehilangan kesadaran, cuacah, arus besar, benda –benda air, ancaman dari binatang dan tumbuhan, dan lain sebagainya.

Ada beberapa teknik pembacaan riam atau arus yang perlu diperhatikan saat mencoba menolong di dalam air :

  1. Main flow, arus cepat yang berada dipermukaan air ( aman dilalui tapi arusnya kuat tergantung dari debit air
  2. Gelombang tegak, karena adnya penurunan permukaan dasar tanpa adanya batu yang menyembul kepermukaan air
  3. Lidah air, karena adalnya benturan air ke Batu, lubang ( aman untuk dilalui)
  4. Gelombang balik, terjadi penurunan permukaan air secara ektreme ( arus yang harus dihindari oleh penolong)
  5. Banjir dan banjir bandang, tingkat bahaya tinggi karena besarnya volume air yang mengalir dengan rintangan benda, batuan, sampah, jalan menurun, lubang batu, selokan, bongkahan batu, kayu, pohon , dll

Ada beberapa teknik terjun atau masuk kedalam air yang perlu diperhatikan saat mencoba menolong korban :

  1. Slide in entry, untuk perairan yang tidak diketahuai
  2. Step in, untuk perairan jernih dan kedalamnya sudah diketahui  serta  tidak ada benda yang membahayakan
  3. Compact Jump, untuk terjun kedalam air dengan kedalaman lebih adri satu meter
  4. Straddle entry, untuk masuk keair yang dalam dan dari ketinggian rendah dan dapat melihat korban yang akan ditolong, teknik ini tidak digunakan pada perairan diatas satu meter atau perairan dangkal.

Shallow dave, digunakan di air yang jernih, dapat melihat keadaan air dan benda – benda yang ada di dalamnya serta kedalamnya sudah diketahui.

Be the first to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.


*